Sekolah dengan luas ±7243 m2 masih memiliki kekurangan dalam hal lahan belum memiliki status hak atas tanah, dan/atau ijin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah, rasio luas lantai bangunan terhadap peserta didik belum sesuai dengan standar. Perpustakaan belum dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK, ruang dan sarana guru belum sesuai standar, Sekolah juga belum memiliki ruang TIK yang standar dan belum terdapat ruang untuk gelar seni siswa. sarana pendukung untuk pengembangan potensi/skill yang terbatas (tidak memiliki lapangan olahraga yang sesuai standar SNP); dan laboratorium IPA yang kurang representatif; namun hal tersebut tidak mengurangi semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang pernah diperoleh baik itu akademik maupun non-akademik.
Jenis Ruangan | Jumlah (buah) | Ukuran (pxl) | Kondisi* | Jenis Ruangan | Jumlah (buah) | Ukuran (pxl) | Kondisi |
1. Perpustakaan | 1 | 12×8 | Baik | 11. Dapur | 1 | – | Baik |
2. Lab. IPA | 1 | 15×8 | Baik | 12. Ruang Musik | 1 | – | Baik |
3. Lab Komputer
Pembelajaran |
2 | – | Baik | 13. Ruang Podcast | 1 | – | Baik |
4. Karawitan | 1 | – | Baik | 14. Agama Non Muslim | 2 | – | Baik |
5. Ruang Kelas | 12 | – | Baik | 15. Kamar mandi | 17 | – | Baik |
6. Mushola | 1 | – | Baik | 16. Kopsis | 1 | – | Baik |
7. Bank sampah | 1 | – | Baik | 17. Ruang OSIS | 1 | – | Baik |
1. UKS | 1 | – | Baik | 18. Ruang TU | 1 | – | Baik |
2. Gudang | 1 | – | Baik | 19. Ruang guru | 1 | – | Baik |
3. Ruang BK | 1 | – | Baik |
Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
- Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a. Penerapan Pendidikan Kecakapan Hidup
Pengembangan pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global yang berorientasi ekonomi kreatif dimasukkan ke dalam muatan lokal tersendiri yang dikembangkan oleh sekolah berupa mulok tata busana dan batik. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan ke dalam Kurikulum Operasional SMP Negeri 2 Pakem (KOSP), modul ajar.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai pendidikan kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial.
Berikut prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kecakapan hidup (life skill) dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global:
-
- Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai pendidikan kewirausahaan dalam mulok merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
- Melalui muatan lokal batik, pengembangan diri, serta budaya sekolah
- Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”Tut Wuri Handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.
b. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif. Muatan lokal merupakan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ektrakurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Di SMP Negeri 2 Pakem melaksanakan dua muatan lokal yaitu seni membatik yang dimasukkan dalam mata pelajaran seni budaya dan Bahasa Jawa. Bahasa Jawa yaitu memberikan wawasan dan apresiasi budaya jawa melalui Bahasa Jawa, sedangkan seni membatik yaitu memberikan wawasan keterampilan melukis terutama pada kain khas Jogja dengan malam maupun dengan teknik ecoprint. Selain itu pada kegiatan ektrakurikuler yang merupakan kegiatan sesuai minat dan bakat siswa dilaksanakan di luar jam pelajaran. Lebih detainya sebagai berikut:
-
- Keunggulan lokal yang akan dikembangkan di SMP N 2 Pakem adalah:
warga sekolah wajib menggunakan bahasa jawa dengan baik dan benar pada hari Kamis; - Setiap guru mata pelajaran wajib menggunakan atau memanfaatkan lingkungan lokal sekitar sekolah sebagai media belajar;
- Sekolah melaksanakan fieldtrip untuk kelas 7 di obyek wisata sejarah di sekitar sekolah;
- Ada beberapa kegiatan pengembangan diri yang bermuatan lokal seperti karawitan dan seni tari.
- Keunggulan lokal yang akan dikembangkan di SMP N 2 Pakem adalah:
c. Upaya Sekolah Menuju Pendidikan Berwawasan Global
Mata pelajaan keterampilan diberikan agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) yang meliputi berbahasa Inggris pada hari jumat, keterampilan personal, sosial, vokasional, dan akademik. Keterampilan personal dan sosial diperlukan oleh seluruh peserta didik, keterampilan vokasional memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk telibat dalam berbagai pengalaman apresiasi dan bekreasi untuk menghasilkan suatu karya yang bermanfaat langsung bagi kehidupan peserta didik, dan keterampilan akademik diperlukan oleh mereka yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Oleh karena keterampilan pesonal dan sosial diperlukan oleh seluruh peserta didik, maka SMP Negeri 2 Pakem menyajikan/memberikan keterampilan secara terintregasi dengan semua mata pelajaran (merupakan bagian integral dari Pembelajaransehari-hari pada semua pelajaran). Mengingat hampir semua peserta didik ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, maka sekolah memilih keterampilan akademik yang sesuai dengan minat dan bakat peseta didik. Adapun upaya lebih lanjut sebagai berikut
-
- Siswa kelas VII,VIII, dan IX mampu mengoperasikan komputer program MS Word, Excel, dan Power Point;
- Siswa mampu mengakses internet untuk mencari makalah yang berhubungan dengan mata pelajaran;
- Sistem penilaian menggunakan komputer;
- Pembelajaran menggunakan program IT.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing ditingkat lokal, nasional dan internasional.
2. Pengembangan Literasi
a. Pengertian
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Berdasakan itu, kami menyatakan bahwa melek membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi sekolah. Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi peserta didik meningkatkan melek budaya, tata nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi Pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Gerakan literasi meliputi :
1. Literasi Baca dan Tulis
Melek pengetahuan dan kemampuan membaca dan menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan bahasa dan sastra secara cendekia.
2. Literasi Numerasi
-
-
-
- menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
- menganalisis informasi dan mampu mengolahnya ke dalam berbagai macam bentuk presentasi numerasi (grafik, tabel, bagan, dsb.).
- membangun interpretasi terhadap informasi angka dan simbol numerik lainnya.
-
-
3. Literasi Sains
-
-
-
- Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, menarik kesimpulan dalam rangka memahami serta membuat keputusan yang berkenaan dengan alam.
- Seseorang disebut literat terhadap sains, jika memiliki kompetensi untuk, menjelaskan fenomena sains, mengevaluasi & mendesain pengetahuan & keterampilan sains secara mandiri, menginterpretasi data & bukti sains.
-
-
4. Literasi Digital
Kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi semata, tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, maupun memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi digital.
5. Literasi Finansial
-
-
-
- Kemampuan untuk memahami bagaimana uang berpengaruh di dunia (bagaimana seseorang mengatur untuk menghasilkan uang, mengelola uang, menginvestasikan uang dan menyumbangkan uang untuk menolong sesama).
- Rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, dan keterampilan konsumen dan masyarakat sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan baik.
-
-
6. Literasi Budaya dan Kewargaan
-
-
-
- Kemampuan untuk memahami, menghargai dan berpartisipasi secara mahir dalam budaya.
- Kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif dan menginisiasi perubahan dalam komunitas dan lingkungan sosial yang lebih besar.
-
-
b. Tujuan Literasi
1. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus
-
-
-
- Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah.
- Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat
- Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengolah pengetahuan.
- Menjaga keberlanjutan dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
-
-
c. Kompetensi Literasi
-
-
- Mampu melek pengetahuan dan kemampuan membaca dan menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan bahasa dan sastra secara cendekia.
- Menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
- Menganalisis informasi dan mampu mengolahnya ke dalam berbagai macam bentuk presentasi numerasi (grafik, tabel, bagan, dsb.).
- Membangun interpretasi terhadap informasi angka dan simbol numerik lainnya.
- Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, menarik kesimpulan dalam rangka memahami serta membuat keputusan yang berkenaan dengan alam.
- Memiliki kompetensi untuk, menjelaskan fenomena sains, mengevaluasi & mendesain pengetahuan & keterampilan sains secara mandiri, menginterpretasi data & bukti sains.
- Kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi semata, tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, maupun memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi digital
- Kemampuan untuk memahami bagaimana uang berpengaruh di dunia (bagaimana seseorang mengatur untuk menghasilkan uang, mengelola uang, menginvestasikan uang dan menyumbangkan uang untuk menolong sesama).
- Mampu merangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, dan keterampilan konsumen dan masyarakat sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan baik.
- Kemampuan untuk memahami, menghargai dan berpartisipasi secara mahir dalam budaya.
- Kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif dan menginisiasi perubahan dalam komunitas dan lingkungan sosial yang lebih besar.
-
d. Pentahapan Kegiatan Literasi
Literasi menjadi sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai ‘keberaksaraan’ dan selanjutnya dimaknai ‘melek’ atau ‘keterpahaman’. Pada langkah awal, “melek baca dan tulis” ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal.
Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi hal-hal yang telah dipersiapkan. Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Pada dasarnya ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di sekolah, dimulai dari Tahap Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap pembelajaran. Adapun Tahapan literasi yang dikembangkan di SMP Negeri 2 Pakem sebagai berikut:
-
-
- Pembiasaan
-
Yaitu penumbuhan MINAT BACA melalui kegiatan 15 menit membaca (sesuai dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2015) dalam kegiatan pembiasaan tersebut indikator yang harus dicapai siswa yaitu :
-
-
-
- Melakukan kegiatan 15 menit membaca di awal sebelum pelajaran yaitu jam 7.15 sampai 7.30 WIB;
- Peserta didik memiliki jurnal membaca harian yang dibuat dari membaca buku yang disukai;
- Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga kependidikan menjadi model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung;
- Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca di linkungan sekolah yang nyaman dengan koleksi buku non pelajaran;
- Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor, dan/atau area lain di sekolah;
- Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas;
- Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi lingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah;
- Sekolah berupaya melibatkan publik (orangtua, alumni, dan elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi sekolah;
- Kepala sekolah dan pelajarannya berkomitmen melaksanakan dan mendukung gerakan literasi sekolah;
- Ada kegiatan akademik yang mendukung budaya literasi sekolah, misalnya: kunjungan perpustakaan di sekitar sekolah;
- Ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu yang bertemakan literasi dengan lomba-lomba atau membuat karya sesuai tema seperti lomba cerpen, poster, puisi;
- Ada Tim Literasi Sekolah yang dibentuk oleh Kepala Sekolah dan terdiri atas guru bahasa, guru mata pelajaran lain, dan tenaga kependidikan.
-
-